Friday 27 November 2015

Tentang Nama

Kini aku memilih untuk tak bernama walau sedari kecil orangtuaku sudah memberiku sebuah nama. Itu terjadi setelah aku bertemu dengannya, dia yang tak bernama, ketika aku sedang berjalan-jalan di tengah hutan belasan kilometer jauhnya dari kota. Di sini burung-burung bersiul bersahutan, ingin kawin. Sepasang muda-mudi di semak-semak yang kulewati tadi juga. Tapi mereka tak bersiul melainkan mendesah. Ah, bukan urusanku!

"Siapa kau? Sedang apa kau?" jeritku ketika melihat sosok itu sedang melayang dari satu pucuk pohon ke pucuk pohon lainnya. Koreksi, bukan melayang. Tak ada manusia yang bisa terbang seperti itu. Barangkali dia cuma melompat ataupun berayun. Rupanya efek alkohol semalam masih tersisa. Sosok itu berwujud manusia. Jangkung. Rupawan. Bersih. Mengenakan jubah serba putih. Dan saat ini sedang menyunggingkan senyumnya padaku.
Aku, katanya, sedang mencari udara segar sama sepertimu Tuan. Tetapi pertanyaan pertamamu sukar untuk kujawab.
"Mengapa?"
Lagi-lagi dia tersenyum. Seolah cuma itu satu-satunya ekspresi yang dimilikinya dan dia menjawab. Nama adalah apa yang para manusia buat untuk membedakan diri kalian sendiri. Mengklasifikasikan sesuatu, mengotak-kotakannya padahal kalian sama.
"Namun dengan itu kami bisa tahu mana nama yang baik dan buruk. Kau tak mau kan kupanggil tahi,  misalnya?
Tak mengapa, sahutnya. Mengapa kau memanggil tahi itu tahi. Kalau aku menyebutnya bunga apakah tahi itu lantas menjadi wangi. Kalau kau menyebutnya bunga juga, maka apa yang baik dahulu, kini menjadi buruk bagimu. Tak ada baik dan buruk pada sebuah nama, Tuan. Ketika Tuan merasa telah memiliki sebuah nama yang baik dengan menjelek-jelekkan nama lainnya, saat itu Tuan mempermalukan diri sendiri.
"Berarti apa sejak lahir kau tak dinamai?"
"Karena ketiadaan yang melahirkanku. Aku hadir sebelum apa yang Tuan sebut waktu itu terbentuk. Aku adalah awal sekaligus akhir. Akulah yang tak bernama..."
Kemudian cahaya itu datang, terang sekali. Ternyata yang bercahaya dia. Hening mengendap-endap. Dan dia melesat serupa kilat. Lenyap.
"Jadi dia itu...Dia!"

Memecahkan Berarti Membeli



Joni sedang dalam perjalanan pulang setelah berbelanja di supermarket dengan mengendarai Vespa biru kesayangannya. Sebagai anak yang baik, tentu ia tak mungkin menolak permintaan ibunya yang menyuruhnya untuk membeli selusin piring keramik sebab minggu depan bakal ada arisan keluarga di rumah Joni.
Sampai di rumah, ia segera memberikan barang belanjaannya itu ke ibunya.
"Bu, ini piringnya?"
"Lhooo, kok pecah semua sih? Kamu gimana bawanya?" Ibu Joni kaget setelah melihat piring-piringnya cuma bisa dipakai untuk makanan penari kuda lumping.
"Gini Bu, pas Joni mau ambil piringnya, di sana kan ada tulisan MEMECAHKAN BERARTI MEMBELI. Ya Joni banting dulu piringnya baru bayar di kasir," balas Joni dengan santai sambil mengacungkan jempolnya lantas mengedipkan satu matanya.

Wednesday 25 November 2015

Menjerit-jerit

Screaming heart images by genius.com


Triana...
enam huruf yang merangkaimu terucap lisan, memetik tiap bait udara jadi nada

Triana...
di matamu yang sebiru samudera aku hanya ingin berenang lantas tenggelam di sana

Triana...
merindumu buatku paham, kebahagiaan itu semu sedang derita nyata

Triana...
kaulah heroin dan di sini aku mencandumu

Saturday 21 November 2015

Kumpulan Teka-Teki Klasik Terpopuler

Famous Classic Riddle


1. Apa yang berjalan dengan 4 kaki di pagi hari, siangnya berjalan dengan 2 kaki, saat malam berjalan dengan 3 kaki?

2. Ia sanggup memusnahkan segalanya. Batu, besi, pohon, sapi, ikan. Mengalahkan gunung, meruntuhkan kota, dan membunuh raja. Siapa dia?

3. Ada sebuah bangunan. Seorang buta masuk, namun ketika keluar ia bisa melihat. Bangunan apa itu?

4. Ditangkap, namun langsung dibuang. Tidak kita tangkap, namun kita pelihara. Apakah itu?

Friday 20 November 2015

Pembunuhan di Malam Senyap

Murder in Silent Night


Suatu pagi seorang asisten rumah tangga harian yang bekerja setiap pagi hingga sore mendapati majikannya tergeletak tak bernyawa di teras rumah. Polisi yang datang beberapa puluh menit kemudian mengungkapkan jika korban dibunuh dengan cara dicekik hingga kehabisan napas dan waktu perkiraan kematian korban adalah pukul sembilan malam kemarin. Semalaman itu terjadi hujan lebat dan listrik padam di daerah sekitar sini.
Di rumah ini korban tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Masing-masing memiliki kondisi tubuh yang tak lazim; korban tak bisa berbicara alias bisu, sang istri menderita lumpuh pada kaki dan kemana-mana menggunakan kursi roda, si anak sulung buta sejak lahir, dan si bungsu tuli.
Berikut keterangan dari para penghuni rumah ketika ditanyai oleh polisi:
Istri : "Malam itu hujan dan listrik padam. Saya berdiam diri di kamar karena tak bisa melihat dan mendengar apa-apa."
Anak pertama : "Malam itu hujan dan listrik padam. Saya berdiam diri di kamar karena tak bisa mendengar apa-apa."
Anak kedua : (Setelah diterjemahkan dari bahasa isyarat) "Malam itu hujan dan listrik padam. Saya berdiam diri di kamar karena tak bisa melihat apa-apa."
Para penegak hukum itu sempat kebingungan beberapa saat, namun setelah salah satu tetangga korban memberikan sebuah informasi bila korban memang memiliki kebiasaan menghisap berbatang-batang rokok malam sebelum pergi tidur di teras rumah, polisi segera menyadari fakta bahwa salah satu penghuni rumah ini kemungkinan besar ialah pelaku pembunuhan tersebut.

Siapakah pelakunya dan bagaimana polisi bisa mengetahuinya?





Wednesday 18 November 2015

Kumpulan Teka-Teki Kasus Pembunuhan Terpopuler

Murder Riddle


1. Dua gadis sedang makan malam bersama. Mereka berdua memesan es teh. Salah satu gadis itu meminumnya sangat cepat dan sampai menghabiskan lima gelas sementara gadis satunya baru meminum satu. Namun gadis yang baru minum satu gelas itu malah meninggal, sedangkan yang satunya selamat.
Bagaimana mungkin gadis yang paling banyak minum itu selamat, padahal semua minuman itu beracun?

2. Seorang pria ditemukan meninggal dengan sebuah perekam kaset dan pistol di tangannya. Ketika polisi tiba, mereka segera menekan tombol play pada perekam itu. Ternyata kaset itu berisi suara si korban, "Aku sudah tak punya apa-apa lagi. Aku sudah bosan," lalu terdengar bunyi letusan pistol dan suara klik pertanda rekaman berhenti
Setelah mendengarkannya, polisi menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan bukan bunuh diri.
Bagaimana mereka tahu?

3. Di hari Minggu seorang pria telah terbunuh. Si istri memanggil polisi, yang lantas menanyainya dan orang yang bekerja di rumah korban. Berikut alibi yang mereka berikan:

Tuesday 17 November 2015

T is for Thunderstorm (Jawaban)

Saya terjun di KasKus, seringnya di sub forum CYSTG (Can You Solve This Game) kurang lebih 5 tahun. Itu forum yang banyak berisikan teka-teki, puzzle, kode atau cipher, bahkan cerita detektif segala. Saking betahnya di sana, sampai-sampai moderator setempat memberi saya tag Enthusiast. Rasa keingintahuan intelektual bagi saya memang seperti meminum air laut. Dahaga yang tak pernah usai dan terpuaskan. Semakin banyak tahu, semakin saya merasa bahwa selama ini hanya sedikit yang saya ketahui.
T is for Thunderstorm adalah soal cipher yang saya buat bulan Juli 2015 lalu dan hingga Nopember ini belum terpecahkan, belum solved kalau kata anak CYSTG. Bukan karena tingkat kesulitannya yang tinggi, barangkali karena akhir-akhir ini minat terhadap kode atau cipher sepertinya menurun. Apapun itu, di sini saya ingin membahasnya.
Welcome to the new age
Our alphabet have changed too
So reorder it
The key is me

rumajnyg
Dalam kriptografi terdapat istilah plain text, key, dan cipher text. Soal di atas, cipher text-nya adalah "rumajnyg". Untuk mengubahnya menjadi plain text, kata aslinya, dibutuhkan key atau kata kunci dan jenis cipher yang digunakan. Proses itu dinamakan decrypt.
"Welcome to the new age, our alphabet have changed too" maksudnya adalah susunan abjad yang dikenal dulu dan sekarang telah beda. Bukan beda secara harfiah, melainkan susunan huruf yang sering kita temui. Saat berhadapan dengan komputer dan mengetik pesan di gadget, bukankah urutan alfabet-nya berbeda dengan ABCD yang kita kenal? Memang susunan huruf di keyboard QWERTY diciptakan sedemikian rupa untuk memudahkan kita menggunakannya. Inilah yang dimaksud dengan "alphabet have changed".
Dari ratusan jenis cipher, vigenere adalah salah satu yang sering digunakan. Proses decrypt-encrypt pada cipher vigenere membutuhkan sebuah tabula recta.

Tabula recta


Berdasarkan petunjuk sebelumnya, maka tabula recta konvesional itu kita ubah menjadi apa yang saya sebut sebagai Qwerty tabula recta.

Qwerty Tabula Recta


"The key is me". Aku adalah kuncinya. Karena menggunakan cipher vigenere, maka yang dimaksud aku adalah "vigenere" tersebut. Setelah mengetahui jenis cipher dan kuncinya, langkah selanjutnya adalah me-decrypt cipher text.

Caranya sederhana sekali. Kita pasangkan masing-masing sebuah huruf pada key dengan cipher text tersebut. Pertama, V dengan R. Pada baris V, cari dalam kotak huruf R. Setelah mendapatkannya, tarik pada kolom utama dan kita akan menemukan huruf I. Ulangi proses tersebut hingga huruf terakhir.

Cipher text : rumajnyg
Key : vigenere
Plain text : imsolved


I'm solved!

Monday 16 November 2015

T is for Thunderstorm

T is for Thunderstorm


Pada Sabtu kelam, pagi yang suram. Langit di atas merajut mendung yang menggantung, sedangkan takdir memintal nasib-nasib manusia di bumi. Kapan sebuah cerita akan berakhir kawan? Tak ada yang tahu.
"Tak ada yang tahu?"
"Iya. Setidaknya sampai detik ini. Kali ini mereka berhasil membuat soal yang benar-benar susah," balas pria berbadan besar dan berhidung bangir itu kepada temannya yang bertopi hitam dan berkulit legam di sebelahnya.
Di bilangan Denpasar, sebelah timur lapangan Renon, tepatnya di jalan raya Puputan, jika kau mengambil arah dari bundaran Renon kira-kira 500 meter setelah itu terdapat sebuah coffee shop di sebelah kanan jalan. Letaknya memang agak tersembunyi, jalur hijau yang ditanami pohon-pohon besar dan berdaun rimbun menyamarkan keberadaannya. Tidak ada papan nama berneon yang biasanya dipasang menjorok di badan jalan. Satu-satunya petunjuk yang bisa digunakan untuk memastikan lokasinya adalah mural seekor zebra yang terlukis di dinding bercat hitam bangunan tersebut. Di atas zebra tadi terdapat tulisan bergaya latin "Coffeinsten".
Nuansa vintage dan gloomy begitu terasa ketika kau melewati pintu masuk, bersamaan dengan wangi khas kopi yang mengepung indera penciuman. Warna merah marun mendominasi berbagai ornamen serta furniturenya. Pada sudut kanan ruangan seorang barista sedang meracik kopi di balik coffee bar sambil berbincang akrab dengan salah satu pelanggan, barangkali temannya, saat dua orang yang baru saja tiba langsung berjalan menghampirinya.
"Halo," sapa ramah si barista berjanggut lebat itu kepada mereka.
Namun perhatian mereka saat ini tak tertuju kepadanya melainkan pada dinding di belakangnya. Ia hanya tersenyum, maklum akan gelagat aneh mereka. Selama bekerja di sana ia telah sering melihat orang-orang yang menunjukkan tingkah sama persis dengan apa yang dilakukan dua orang tadi.
Setiap bulannya papan tulis hitam yang kini tergantung di balik si barista itu berdiri selalu diisi dengan goresan-goresan indah kapur warna. Jika di coffee shop lain biasanya berisikan menu istimewa, di Coffeinstein yang tertulis di sana malah sebuah teka-teki. Tentu saja bukan sembarang teka-teki gampangan, bahkan si pemilik mengklaim orang biasa takkan bisa memecahkannya. Jika ada yang berhasil, maka ia berhak mendapatkan gratis makan dan minum di sana selama satu bulan. Nama si pemenang nantinya akan diumumkan di akun twitter maupun instagram Coffeinstein.
Sudah merupakan sifat alami manusia untuk menentang apapun yang diberitahukan padanya. Jika diminta berjalan, mereka malah berlari. Disuruh berlari, mereka akan berhenti. Maka jika dikatakan tak ada orang yang bisa menjawab teka-teki tersebut, niscaya berbondong-bondonglah orang yang akan menjawab tantangan itu. Branding itu terbukti sukses, di media sosial orang-orang ramai membicarakan kuis dari Coffeinstein. Terutama banyak yang tergiur akan hadiahnya.
Dan inilah teka-teki yang kini sedang berusaha untuk dipecahkan banyak orang dan juga sedang dipelototi dua pelanggan barusan.
Welcome to the new age
Our alphabet have changed too
So reorder it
The key is me

rumajnyg
Pria besar itu melirik sekilas kepada temannya yang sedang berpikir keras di sampingnya; tangan terlipat erat di dada, satu tangan memegangi ujung dagunya yang tampak baru dicukur.
"Bagaimana? Apa ada yang terpikir olehmu?"
Yang ditanya mengacuhkan pertanyaan tadi. Kepalanya yang tertunduk dalam-dalam semakin tampak tenggelam dalam bayangan topinya yang jatuh di wajah hingga rasanya timbul nuansa suram nan seram. Melihat itu, si pria besar mengurungkan niatnya untuk mengusik temannya.
"Haaa!" teriak si pria bertopi tiba-tiba. Udara mungkin ikut bergetar karena terkejut. Seperti orang kerasukan saja, ia megucapkan hal-hal ganjil, "Minta kertas...eh, rasanya nggak usah saja. Kalau pakai ini lebih mudah," seraya merogoh kantong celananya dan kembali sibuk dengan dirinya sendiri.
Lima menit berlalu, terpaku dalam keheningan. Bagi si pria besar, lima menit penantian yang membosankan itu terasa sangat lama. Kakinya sampai kesemutan. Namun bagi si pria bertopi, lima menit itu lewat dalam sekelebat saja. Ia hampir sampai di pusat labirin teka-teki itu. Gema jantungnya yang terpacu adrenalin memenuhi relung telinganya. Memantul-mantul kencang. Berdetak-detak lantang.
Dan ia mengucapkannya, kata ajaib pembuka gerbang harta karun Ali Baba.
....
Hal terakhir yang didengarnya adalah ledakan confetti. Matanya menangkap warna-warni potongan kertas-kertas kecil berkerlap-kerlip di udara dan ubin lantai yang dingin mencium pipinya. Bunyi debum tulang yang tak mampu lagi melawan grafitasi.
Temannya berjingkat kaget. Si barista hanya bisa melongo. Para pelanggan keheranan. Tak ada seorang pun di sana yang tahu jika jantungnya lemah. Kejutan kecil yang disiapkan sekedar untuk menunjukkan ungkapan selamat itu justru menjadi pengiring kematiannya. Nanar dan akhir.

Happy Father's Day


Google merayakan Hari Ayah

12 Nopember ini Google merayakan hari ayah dengan doodle-nya. Namun bagi saya yang tak lagi berbapak, bukan berarti saya tak ikut merayakannya.
Tertuang dalam animasi Google tersebut, seekor penguin tengah mengerami telur: perlu diketahui jenis jantan dari penguin emperor bertugas untuk mengerami telur dari si betina hingga menetas.
Menjadi ayah adalah sebuah tanggung jawab untuk melindungi, mengasihi, dan mengajari anak-anaknya. Bahkan hewan pun terbukti memiliki naluri alami tersebut.
Semasa masih hidup, saya selalu menganggap eksistensi beliau tak lebih seperti keberadaan bulan kepada bumi. Muncul saat malam saja (karena kalau siang sedang keluar kerja). Kadang ada, kadang tiada. Rasanya sudah terbiasa hidup tanpanya. Bapak kalah terang dibanding Ibu, yang berperan sebagai matahari, terlihat berkilau selalu. Akan tetapi, seperti bumi tanpa bulan; membuat pohon-pohon tumbuh kerdil, tiadanya pasang surut air laut, dan yang terpenting tak ada lagi yang bersinar saat suram malam. Seperti itu juga yang terasa beberapa hari sejak kepergian Bapak. Begitu banyak yang ikut dibawanya pergi tanpa sempat merasa memilikinya. Meninggalkan kosong yang tak lagi bisa diisi.
Jadi, sayangilah ayahmu sebelum sesal itu datang. Ungkapkanlah selagi sedu sedan itu belum membekapmu...
Selamat hari ayah, Bapak.

Mukadimah: Motif Menalar



"Cogito, ergo sum". Begitulah yang dikatakan Descartes, seorang filsuf. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira begini; "Aku berpikir, maka aku ada."
Aku adalah saya. Saya itu siapa? Atau apa, barangkali. Mari kita runut bersama. Perhatikan, gestur kebanyakan orang bila ingin unjuk diri. Jemari tangan terkepal, jempol diacungkan ke dada, sembari berkata," Aku ini yang punya blablabla...", "Kalian belum tahu siapa saya?", dan lainnya. Seolah-olah diri mereka itu yang ada di dalam tubuh fananya. Sederhananya, sesuatu yang gaib yang biasa mereka sebut jiwa atau ruh. Bagi mereka, Aku adalah jiwa yang tinggal di dalam raga fisiknya. Jiwa itu lantas memberikan kehidupan. Maka saat tubuh mereka sudah tak bernyawa, niscaya jiwa itu tetap ada, melayang pergi meninggalkan cangkang badaniahnya, kembali ke sesuatu yang kekal entah dimana.
Namun bagi saya, Aku ini yang ada di otak. Selama otak masih melakukan pekerjaannya, mengirimkan impuls elektriknya ke sistem syaraf tubuh, mengatur otot lurik maupun polos, mencipta dan melepas berbagai macam hormon untuk menunjukkan emosi, selama itulah Aku ada. Aku adalah otak. Karena itu para dokter menentukan kematian seseorang berdasarkan aktivitas gelombang otak mereka. Pada pasien yang mengalami keadaan koma sekalipun, otak mereka masih bekerja. Walau secara kasat mata mereka dalam kondisi berbaring di ranjang, mata terpejam, tubuh lumpuh, tanpa ada aktivitas fisik yang berarti. Otaklah yang mengendalikan jasad bernama manusia ini.
Otak kita yang lebih berkembang dibanding spesies lainnya merupakan hasil evolusi beribu-ribu tahun lalu. Tidak seperti nenek moyang jerapah yang berevolusi dan lantas memiliki leher yang jenjang untuk memudahkannya memakan dedaunan muda di pucuk pohon, manusia membuat tangga untuk menggapainya. Jika beruang kutub mempunyai bulu yang tebal dan lemak berlimpah karena habitatnya yang ekstrem, manusia menciptakan pakaian untuk menghangatkan tubuhnya. Sementara makhluk lain berevolusi dengan beradaptasi terhadap lingkungannya, otak kita mencari cara lain untuk menghadapi alam, yaitu dengan teknologi. Bisa dibilang inovasi dalam teknologi adalah terobosan pada evolusi manusia yang membuat spesies kita mendominasi bumi kini. Seiring dengan teknologi yang semakin canggih, evolusi itu masih belum berhenti.
Mari berpikir untuk hidup yang lebih baik kelak...